Kamis, 23 April 2015

Santo Matius




Santo Matius, adalah rasul dan pengarang Injil. Ayahnya bernama Alpheus. Ia sendiri disebut juga Levi. Matius dikenal luas sebagai pemungut cukai di kota Kapernaum, daerah Galilea. Di kalangan ma­syarakat Yahudi, terutama para pemimpinnya, jabatan pemungut cukai dipandang sebagai jabatan kotor. Para pemungut cukai dipandang seba­gai pendosa, yang dapat disejajarkan dengan pembunuh, perampok, penjahat, pelacur dll. Alasannya ialah mereka itu adalah sahabat dan kaki-tangan Romawi, bangsa kafir yang menjajah mereka. Meskipun tuduhan itu tidak seluruhnya benar, namun Matius jelas digolongkan dalam kelompok yang tak terhormat ini. Apa boleh buat karena itulah pandangan umum masyarakat Yahudi.

Segera terlihat bahwa Matius masih berharga di mata Tuhan. Yesus memanggil dia: “Ikutilah Aku!” Panggilan ini menunjukkan bahwa bagi Yesus, Matius masih memiliki titik-titik kebaikan yang dapat diandalkan.
Peristiwa panggilan Matius sempat mencengangkan banyak orang: “Bagaimana mungkin Yesus memanggil dan memilih seorang pendosa menjadi murid-Nya?” Ketika Matius mengadakan perjamuan besar di rumahnya bagi  Yesus  dan  murid-murid-Nya, banyak pemungut cukai hadir juga.

Kaum Farisi dan orang-orang lain yang tidak menyukai Yesus semakin membenci Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama de­ngan para pendosa?” Pada saat itulah, Yesus mengatakan: “Bukan orang sehat yang memerlukan dokter, melainkan orang sakit. Aku da­tang bukan untuk memanggil orang saleh, melainkan orang berdosa.”
Terhadap panggilan Yesus “Ikutilah Aku!”, Matius segera bangun dan mengikuti Yesus. Ia meninggalkan seluruh hartanya yang banyak itu, dan dengan rela memulai suatu hidup yang baru bersama Yesus dan murid-murid lainnya. Sikap tegas Matius menunjukkan bahwa ia memiliki sifat-sifat Kerajaan Allah: semangat kemiskinan dan pelayanan, ter­utama cinta dan iman - kepercayaan akan Yesus.
Matius, seorang terpelajar. Ia dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Yunani dan Aramik, suatu dialek bahasa Ibrani. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui, baik sebelum maupun sesudah dipanggil Yesus. Menurut tradisi lisan purba, setelah Yesus naik ke surga, Matius mewartakan Injil dan berkarya di tengah kaum sebangsanya: orang­-orang Kristen keturunan Yahudi di Palestina atau Siria selama kira-kira 15 tahun. Selama itulah ia menulis Injilnya yang  berisi tentang pengajaran aga­ma.
Santo Matius diperingati setiap 21 September.


Sumber: riwayat Santo-Santa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar