Jumat, 10 April 2015

Santa Bernadeta




Bernadeta Soubirius berasal dr Lourdes, Perancis.
Rumahnya berupa sebuah kamar di tempat yang dulunya dipakai sebagai penjara kota. Tempat itu masih disebut “cachot,” yang berarti penjara. Di dalam ruang sempit yang berukuran 3 X 5 meter itu kita akan dapat menemukan 3 tempat tidur untuk 6 orang. Pada meja ada beberapa kursi dan sebuah laci untuk menyimpan peralatan. Di atas tempat cuci piring ada rak-rak dan juga di situ ada tempat perapian yang sering kosong, kalau mereka tidak mendapatkan kayu bakar untuk dibakar. Sekarang ini ruang itu mengingatkan para peziarah akan pesan Injil yang mengagumkan: “Berbahagialah orang yang miskin, sebab merekalah yang memiliki kerajaan surga.” Bernadette sendiri tidak heran akan hal itu, Mungkin justru karena ini orang yang termiskin di Lourdes maka Santa Perawan Maria memilihku.

Pada hari Kamis pagi, 11 Pebruari 1858, Bernadette meninggalkan rumahnya dengan Antoinette (Toinette) adiknya dan Jeanne Abadie, teman mereka, untuk mengumpulkan kayu di tepi sungai kecil dekat gua Massabielle. Bernadette sedang membuka sepatunya untuk menyeberangi sungai itu ketika tiba-tiba ada tiupan angin yang cukup keras sehingga membuatnya melihat ke atas. Ada cahaya memancar dan dalam gua. Apakah yang dilihatnya? Seorang wanita dengan gaun putih dan kerudung putih serta berikat pinggang biru. Di sela-sela jari kakinya, kanan dan kiri ada sebuah mawar kuning, sewarna dengan manik-manik rosarionya. Wanita ini atau lebih tepatnya gadis itu, tersenyum kepadanya dan membuka tangannya seolah-olah mengundangnya untuk mendekat. Suatu hari Bernadette mengatakan, “Saya pandangi dia baik-baik.” Seminggu kemudian, yaitu pada tanggal 18 Pebruari, wanita itu berbicara kepada Bernadette dengan sebutan “Vous” yang berarti “Anda.” (Vous sebagaimana “Anda menyatakan hormat dan pihak yang mengajak berbicara kepada yang diajak bicara, sedangkan biasanya orang menyebut Bernadette dengan “Tu” atau “Kamu”). Apakah Anda bersedia datang kemari setiap han selama 2 minggu?”

Selama penampakannya yang berjumlah 18 kali itu, Bunda Maria menyatakan pesannya sedikit demi sedikit, “Berdoalah bagi para pendosa. Ciumlah tanah sebagai tanda matiraga untuk pertobatan orang berdosa. Pergilah dan beritahukanlah kepada pastor Paroki supaya mendirikan kapel di sini. Saya mengharapkan umat datang ke sini untuk mengadakan prosesi (arak-arakan).” Siapakah wanita yang berkata kepadanya, “Aku tidak menjanjikan kebahagiaan bagi kamu di dunia ini, tetapi di dunia yang akan datang?” Bahkan wanita ini juga membuat munculnya sebuah mata air di dalam gua ketika Bernadette menggali tanah berlumpur di situ dengan tangan. Dan mata air itu dia harus meminum airnya dan membasuh mukanya. Dan sejak hari pertama telah banyak orang sakit yang disembuhkan di situ.

Akhirnya pada tanggal 25 Maret, wanita itu menyebutkan namanya kepada Bernadette, “Aku adalah Yang Dikandung Tanpa Dosa Asal.” Jawaban dari wanita ini sangat tidak diduga sehingga berhasil meyakinkan pastor Paroki yaitu Pastor Peyramale yang bertemperamen pemarah. Setelah melalui penelitian yang panjang dan melelahkan selama 4 tahun, Uskup Tarbes, Mgr. Laurence, atas nama Gereja menyatakan, “Kami memutuskan bahwa Bunda Maria yang Tak Bernoda Asal, Bunda Allah, telah sungguh-sungguh menampakkan diri kepada Bernadette.”

Tahun 1864, enam tahun sesudah penampakan itu, dilaksanakanlah pemberkatan patung Bunda Maria dalam gua. Upacara itu dipimpin oleh Mgr. Laurence. Dua tahun kemudian Bernadette menghadiri pembukaan Kapel di bawah tanah. Saat itu ziarah ke Lourdes sudah semakin sering diadakan. Bernadette menyadari bahwa suatu misi baru baginya sedang mulai, yaitu menghayati pesan yang telah dinyatakan kepadanya secara sepenuhnya dengan menjadi religius. Maka dan itu dia pergi ke biara St. Gildard di Nevers, rumah induk kongregasi para suster itu. Badannya yang tidak rusak sampai sekarang, masih disimpan dalam kapel biara itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar